Laman

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Monday 30 June 2014

Leher Pria Ini Bolong Gara-gara Rokok





Bapak Edison salah seorang perokok yang terkena kanker sehingga lehernya bolong (Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)

Liputan6.com, Jakarta Mulai hari ini kita akan sering menemukan gambar leher berlubang akibat kanker tenggorokan di setiap bungkus rokok yang dijual bebas di Indonesia. Tidak sedikit perokok yang menganggap remeh gambar tersebut, dan mengatakan gambar itu tidak akan terjadi dan gambar itu hanya untuk menakut-nakutin para perokok saja.

Ingin memperlihatkan bahwa apa yang ada di gambar itu benar-benar terjadi, mantan perokok yang kini menderita trakeostomi (trakea berlubang), Edison Poltak Siahaan membagi kisah hidupnya.

Menjadi perokok pemula di usia 15 tahun, membuat Edison menjadi sosok remaja yang kecanduan akan rokok. Sehari tidak merokok, akan dirasa aneh oleh Edison.

"Dulu saya merokok hampir 3 bungkus setiap hari. Waktu masih merokok di usia remaja, sehari bisa 5 batang," kata Edison di sela-sela acara 'Indonesia Harus Melek Bahaya Merokok' di Hall Lantai 3, fX Life Style Centre, Sudirman, Jakarta, Selasa (24/6/2016)

Setelah hampir 25 tahun kecanduan barang beracun ini, Edison divonis oleh dokter mengidap penyakit kanker tenggorokan. Berhubung kondisi yang dialami pria kelahiran 27 Desember 1938 sudah semakin parah, ia pun harus rela melakukan operasi, yang membuat tenggorokannya harus dilubangi.

"Kondisi ini sudah saya alami sejak lama. Saya sedih, tapi mau bagaimana lagi? Ini kesalahan saya," kata Edison terbatah-batah.

Setelah tahu dampak dari merokok itu berbahaya, Edison pun menyesali apa yang pernah ia perbuat. Ayah dari 5 orang anak, sekaligus kakek dari 4 orang cucu, begitu marah bila melihat orang yang berada di sekitarnya masih saja merokok.

"Saat tahu ada anak atau saudara berada di dekat saya dan merokok, pasti saya marahin. Saya pukul tangannya, biar rokok itu jatuh," kata Edison.

Suami dari Maria Marpaung ini mengatakan bahwa merokok hanya membuat orang mengalami kerugian secara finansial. Pertama, perokok lebih memilih menggunakan uang yang didapat untuk membeli rokok ketibang makanan sehat, dan kedua, saat harus mengeluarkan uang untuk biaya operasi.

"Merokok secara finansial itu merugikan. Saya untuk operasi saja mengeluarkan banyak uang sebagai biayanya," kata dia menerangkan.

Maka itu, ketika tahu Pemerintah memberlakukan peraturan terbaru dengan mewajibkan produsen rokok untuk memasang peringatan bergambar, Edison begitu senang dan menyambut gembira.

"Itu biar orang jera, dan tidak merokok. Merokok itu tidak enak, lihat saja saya," kata dia.
(Gabriel Abdi Susanto)

sumber: DISINI

No comments:

Post a Comment